Sejarah Alat Musik Tradisional Angklung yang Diakui UNESCO

 



Alat musik tradisional tentu hadir bukan tanpa arti. Ada tujuan mulia dalam proses pembentukannya yaitu menjadi alat pemersatu bangsa melalui seni sehingga dapat memainkan beberapa irama musik atau lagu seperti lagu chord cinta tak harus memiliki. Alat musik tradisional lahir dari interaksi masyarakat di nusantara yang perlu dilestarikan hingga saat ini.

Sejarah Singkat Angklung

Siapa yang tak tahu dengan alat musik satu ini? Angklung merupakan alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat, dengan terbuat dari beberapa pipa bambu berbagai ukuran.

Kata “angklung” sendiri berasal dari dua kata bahasa Sunda, yaitu “angkleung-angkleung” yang berarti diapung-apung dan “klung” yang berarti suara dari alat musik tersebut. Jadi, angklung berarti suara yang dihasilkan dengan cara diangkat atau diapung-apungkan.

Alat musik yang kita kenal sekarang ternyata perkembangan dari hasil karya para leluhur di masa lalu seiring dengan berkembangnya zaman. Sepuluh tahun lalu, sekitar 5.000 orang berkumpul di sebuah monumen di ibu kota Amerika Serikat, Washington DC.

Mereka datang untuk bermain angklung, alat musik tradisional kebangaan masyarakat Jawa Barat. Hal itu menjadi tolak ukur masifnya perkembangan alat musik tradisional Indonesia. Jumlah partisipan yang hadir dalam kegiatan tersebut sangat banyak dan berhasil memecahkan rekor Guiness Book World Record.

Angklung hanya salah satu dari beragam alat musik tradisional Indonesia yang berhasil mencuri perhatian dunia. Selain itu, angklung merupakan satu-satunya alat musik tradisional Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Berkat pengakuan UNESCO ini, semakin banyak kalangan yang mengenal dan melestarikan alat musik angklung hingga sekarang.

Asal Mula Alat Musik Angklung

Angklung lahir dari tradisi masyarakat Sunda sebagai ritual persembahan dan penghormatan kepada Nyai Sri Pohaci atau Dewi Sri. Angklung dimainkan untuk memohon kepada Dewi Sri sebagai lambang dewi padi, agar cocok tanam mereka berhasil dan terhindar dari keburukan.

Dahulu, angklung tidak memiliki irama dan nada, hanya dibunyikan secara serempak dan sembarang. Dalam Bahasa Sunda istilah ini disebut “dikurulung-keun”.

Komunitas Baduy Dalam di daerah Kanekes masih memainkan angklung dengan dikurulung-keun atau dibunyikan secara bebas tanpa irama dan nada, dalam rangka upacara ritual padi atau upacara adat lainnya.

Jenis Angklung

Dilansir dari buku Angklung : Dari Angklung Tradisional ke Angklung Modern (2012) karya Rosyadi, alat musik tradisional asli Indonesia ini dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :

1. Angklung Pentatonis (Angklung Tradisional)

Pada angklung pentatonis atau angklung tradisional dibagi menjadi beberapa jenis, yakni :

-  Angklung Kanekes

-  Angklung Dogdog Lojor

-  Angklung Gubrak

-   Angklung Badeng

-   Angklung Buncis

2.  Angklung Modern atau Diatonis (Angklung Daeng)

Besar kecilnya angklung yang digunakan biasanya disesuaikan dengan usia pemain yang akan emmainkan lagu dalam penampilan angklung.

Fungsi dan Kegunaan Alat Musik Tradisional

Berikut adalah fungsi-fungsi alat musik tradisonal :

1. Perantara komunikasi

Dalam beberapa lingkungan komunitas masyarakat Indonesia ditemukan beberapa alat musik dimainkan sebagai media untuk berkomunikasi secara massal. Bunyi yang dihasilkan dari alat musik memberikan pertanda khusus oleh masyarakat pendengarnya dapat dipahami sebagai sebuah pesan atau isyarat tertentu. Khususnya di daerah masyarakat pedesaan, fungsi ini nampaknya masih relevan di era sekarang.

2. Hiburan masyarakat

Dahulu sebelum teknologi masuk ke dalam komunitas mayarakat Indonesia, alat musik tradisional dijadikan hiburan bagi masyarakat. Dalam konteks masyarakat tradisional maupun modern, musik sering kali dijadikan pilihan hiburan untuk menghilangkan penat.

3. Media upacara dan budaya

Dalam beberapa budaya di Indonesia, suara yang dihasilkan dari alat musik tradisional diyakini mampu memberikan energi khusus yang sifatnya immaterial dan mistis. Karena itu, alat musik juga sering kali difungsikan sebagai pelengkap dalam rangkaian ritual kebudayaan.

Demikianlah penjelasan tentang alat musik tradisional angklung yang telah hadir dan berkembang dalam komunitas masyarakat di nusantara,